Sekali lagi tidak mudah membuat keputusan
bahwa seorang penderita stroke harus operasi. Setiap dokter kadang memiliki
pandangan yang berbeda terhadap suatu kasus stroke. Beberapa pertimbangan umum
akan kita bicarakan disini.
Secara umum penderita stroke harus
dilakukan operasi jika memenuhi indikasi operasi dan kondisi badannya
memungkinkan. Indikasi ini diperoleh dengan pemeriksaan kondisi klinis
penderita stroke dan dengan melihat hasil CT Scan kepala.
Penurunan kesadaran.
Dokter akan memantau kondisi kesadaran
penderita stroke. Untuk memudahkan pemantauan stroke digunakan skala sehingga
nilai kesadaran dapat ditentukan dan diikuti perkembangannya dari waktu ke
waktu. Skala yang paling sering digunakan adalah GCS (Glasgow Coma Scale). GCS
ini dilakukan dengan penilaian mata, respon tangan, dan bicara. Nilainya dapat
dilihat dibawah ini :
Respon Mata
|
Respon Gerakan
|
Respon Suara
|
|||
4
|
Membuka mata spontan, sadar lingkungan
|
6
|
melakukan gerakan sesuai perintah
|
5
|
Berbicara normal, komunikasi nyambung
|
3
|
Membuka mata dengan perintah, lebih banyak tertidur
|
5
|
melakukan gerakan melokalisir nyeri
|
4
|
mengeluarkan kalimat tidak beraturan
|
2
|
Membuka mata dengan rangsang nyeri yang kuat
|
4
|
melakukan gerakan untuk menghindar nyeri
|
3
|
mengeluarkan kata tidak beraturan
|
1
|
tidak dapat membuka mata
|
3
|
Gerakan fleksi tidak normal
|
2
|
hanya mengeluarkan suara
|
2
|
Gerakan ekstensi tidak normal
|
1
|
tidak ada suara
|
||
1
|
Tidak ada gerakan
|
Dengan metode ini pada orang normal dengan kesadaran
penuh akan memiliki nilai 15. Sedangkan paling rendah memiliki nilai 3. Pada
kondisi GCS 3 seseorang sudah tidak dapat membuka mata, tangan tidak ada
gerakan, serta tidak ada respon suara lagi. Jika sudah sampai pada kondisi ini
biasanya sangat sulit untuk dilakukan pertolongan.
Sejak penderita masuk, penderita stroke
akan dinilai dan dipantau kondisi kesadarannya. Penilaian dengan metode ini
memungkinkan untuk memantau dengan cermat perkembangan kesadaran pasien.
Penilaian kuantitatif memudahkan untuk melihat apakah kondisi kesadaran naik
atau turun. Secara umum penilaian nilai kesadaran 2 poin dari kondisi awal
merupakan kondisi yang mengancam dan sering mengharuskan untuk dilakukan
tindakan untuk menyelamatkan nyawa.
Penilaian kesadaran juga memberi gambaran
keberhasilan tindakan yang akan dilakukan. Semakin tinggi nilai GCS, semakin
bagus hasil tindakan yang dilakukan, karena otak belum memiliki tingkat cedera
yang parah. Beberapa penderita yang memiliki nilai GCS rendah, 5 atau kurang,
biasanya memiliki hasil yang jelek, sehingga kalaupun ada indikasi untuk
dilakukan operasi, sering tidak dilakukan operasi karena hasilnya akan sama
saja. Pada kondisi ini operasi tidak dapat membantu lagi.
Selain kondisi klinis penderita, harus
dilakukan pemeriksaan penunjang lain untuk mengetahui kondisi yang terjadi di
dalam otak. Pemeriksaan CT Scan sangat membantu untuk mengetahui kondisi
perdarahan dalam otak akibat stroke. Dari hasil CT Scan kepala akan terlihat
jumlah perdarahan dan juga kondisi lain yang merupakan indikasi operasi.
Jumlah perdarahan
Banyaknya perdarahan menunjukkan besarnya
penekanan pada otak akibat perdarahan itu. Semakin banyak jumlah perdarahan,
semakin besar ancaman yang diberikan. Karena otak berada dalam ruang tertutup,
maka jika terdapat perdarahan akan menyebabkan penekanan pada otak. Untuk itu
perlu segera diangkat agar otak tidak makin tertekan. Semakin cepat diangkat
semakin cepat otak terbebas dari tekanan.
Jumlah perdarahan yang harus diambil masih
terdapat perbedaan, sebagian besar berpendapat jumlah perdarahan 30 cc atau
lebih adalah jumlah perdarahan yang harus diambil, dimana jumlah perdarahan
lebih dari 50 cc memiliki keharusan kuat/mutlak memiliki keharusan harus
dioperasi. Pada otak kecil memiliki jumlah perdarahan yang berbeda lagi, dimana
perdaran lebih dari 10 atau 15 cc mengharuskan untuk dilakukan tindakan.
Pergeseran garis tengah.
Secara normal otak simetris, kanan dan kiri
memiliki bentuk yang sama. Antara otak kanan dan kiri terdapat bangunan yang
memisahkan otak, bangunan ini kita sebut sebagai septum pelucidum yang pada
kondisi normal terletak persis di tengah. Secara teknis septum pelucidum ini
sering dibilang sebaga garis tengah. Jika ada perdarahan stroke pada salah satu
sisi, maka garis tengah ini akan terdorong kearah berlawanan dengan lokasi
perdarahan. Semakin banyak perdarahan semakin besar pendorongan yang terjadi.
Pergeseran garis tengah lebih dari 5 mm merupakan indikasi kuat untuk segera
dilakukan tindakan. Selain menggambarkan besarnya tekanan yang dihadapi otak,
pergeseran garis tengah juga menunjukkan adanya ancaman herniasi, yaitu
masuknya bagian otak ke ruangan lain melalui ruang kosong di otak. Jika sudah
terjadi herniasi maka sudah sangat susah untuk ditolong.
Kodisi penekanan pada otak
Kondisi penekanan di otak dapat dilihat
dengan melihat bangunan otak di CT Scan. Ruang kosong di otak seperti pada
ventrikel yang mengecil, batas-batas antara sulcus dan girus otak yang tidak
jelas menunjukkan adanya penekanan hebat di otak. Kondisi penekanan yang hebat
dapat terjadi karena banyaknya jumlah perdarahan atau karena adanya
pembengkakan otak akibat metabolisme otak yang terganggu.
Gambaran aliran cairan otak.
Salah satu lokasi yang menjadi letak
perdarahan stroke adalah ventrikel. Suatu ruangan di tengah otak yang menjadi
tempat produksi dan aliran cairan otak. Jika terjadi stroke perdarahan pada
lokasi ini maka akan mengganggu aliran cairan otak. Pada gambaran CT scan akan
terlihat pelerbaran ruang ventrikel dengan kondisi pembengkakan jaringan otak di
sekitarnya. Ini yang disebut hidrosefalus. Pada kondisi tertentu hidrosefalus
ini membutuhkan penanganan dengan mengalirkan cairan otak ke agar otak tidak
makin tertekan.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan
untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk memberikan penangangan yang
terbaik agar diperoleh hasil terbaik pada penderita stroke.
diskusi bedah saraf